Hi, Welcome Bros!

Selamat datang di Blog ane, Anggep aja blog sendiri, YA!

Tugas Jaringan Komputer III (MPLS)

Pengertian MPLS

Multiprotocol Label Switching (MPLS) adalah suatu teknologi penyampaian/pengiriman paket yang berkecepatan tinggi yang berjalan di jaringan utama (Backbone). Cara kerja dari MPLS ini sendiri yaitu penggabungan antara kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh circuit-switched dan packet switched. MPLS menggabungkan kecepatan switching dengan routing dan skalabilitas yang masing-masing terdapat pada layer 2 dan 3 untuk mempercepat pengiriman paket. MPLS hanya menenkapsulasi paket IP dengan memasang header MPLS,

Enkapsulasi Paket

Selain paket IP, paket MPLS juga dapat dienkapsulasikan kembali dalam paket MPLS. Maka sebuah paket bisa memiliki beberapa header. Dan bit stack pada header menunjukkan apakah suatu header sudah terletak di dasar tumpukan (Stack) header MPLS itu.

enkapsulasi paket mpls

Header MPLS

MPLS bekerja pada packet header MPLS yang berisi satu atau lebih labels yang disebut dengan label Stack

 

header mpls

MPLS Header berisikan:

  • 20-bit label value : Suatu bidang label yang berisi nilai yang nyata dari MPLS label
  • 3-bit field CoS : Suatu bidang CoS yang dapat digunakan untuk mempengaruhi antrian packet data dan algoritma packet data yang tidak diperlukan
  • 1-bit bottom of stack flag : Jika 1 bit di-set, maka ini menandakan label yang sekarang adalah label yang terakhir. Suatu bidang yang mendukung hirarki label stack
  • 8-bit TTL (time to live) field. Untuk 8 bit data yang bekerja

Fungsi-fungsi MPLS:

  • Menggabungkan antara satu protocol dengan protocol lainnya dengan Resourece Reservation Protocol (RSVP) dan untuk membuka Shortest Path First (OSPF)
  • Menetapkan mekanisme untuk mengatur arus traffic berbagai jalur seperti arus antar Hardware atau antar aplikasi.
  • Mendukung IP, ATM, Frame-Relay Layer-2 Protocol

Komponen MPLS:

  • LSRs dan LERs
  • FEC
  • Labels and Label Finding
  • Label Creation
  • Label Distribution
  • Label Switched Paths (LSPs)
  • Label Spaces
  • Label Merging
  • Label Retention
  • Label Control
  • Signaling Mechanism
  • Label Distribution Protocol
  • Label Stack
  • Traffic Engineering
  • CR

Penggunaan MPLS

MPLS biasa digunakan pada jaringan.

topologi mpls

Untuk menggabungkan antara suatu lokasi dengan lokasi lainnya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan Routing Protocol atau dengan melalui jalur MPLS.

Menggunakan Jalur Routing Protocol
Dimulai dari Lokasi A, akan menuju ke R10 (Router 10) lalu menuju ke R1 (Router 1) selanjutnya ke R2 (Router 2) atau ke R4 (Router 4) kemudian menuju ke R3 (Router 3) setelah itu ke R7 (Router 7) dan langsung ke Lokasi C. Routing Protocol yang bisa digunakan antara lain yaitu OSPF, BGP dan RIP.

Menggunakan VPN MPLS
VPN sama halnya dengan jalur MPLS, bedanya hanya data yang dikirim di enkripsi untuk menjaga keprivasian datanya.

Kesimpulan:

Jalur internet yang menghubungkan antara Lokasi A dengan Lokasi C jika menggunakan routing protocol akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan jalur MPLS karena dengan routing protocol jalur yang dilewati lebih banyak.

Tugas DAA

Big Oh

Big Oh adalah fungsi yang berkaitan dengan kelajuan proses, dan biasanya digunakan dalam analisis suatu algoritma untuk menentukan efisiensi dan kompleksitasnya.
-T(n) = O(f(n))
Bila ada suatu konstanta C, maka :
-T(n) ≤ C.(f(n))
Contoh Lain :
·        Jika f(n) = 5n2 maka T(n) = O(n2)
·        Jika f(n) = 7n2 + 3n + 5 maka T(n) = O(n2)
·        Jika f(n) = n3 – 2n + 8 maka T(n) = O(n3)
Klasifikasi Algoritma berdasarkan notasi Big Oh :
1.      T(n) = c
Disebut sebagai algoritma konstan, dimana programnya hanya dieksekusi dengan suatu nilai yang konstan. Bersifat konstan dan tidak dipengaruhi parameter atau banyak ada yang dieksekusi. Merupakan algoritma yang paling ideal.

  • Pascal :
    Begin
    A:=7;
    End.
    Maka T(n) = O(1), karena program hanya dieksekusi satu kali, dan konstan.
  • enQueuevoid enQueue(Queue *Q, infotype data){

    address P = alokasi(data);

    if(isEmptyQueue(*Q)){

    head(*Q) = P;

    tail(*Q) = P;

    }else{

    next(tail(*Q)) = P;

    prev(P) = tail(*Q);

    tail(*Q) = P;

    }

    }

  • Push Stack
    void push(Stack *S, infotype E){

    if (S->top == 100-1){

    cout << “Stack is full”;

    }

    else{

    S->info[S->top] = E;

    S->top++;

    }

    }

  • Pop Stack
    void pop(Stack *S){

    if (S->top == -1){

    cout << “Stack is empty”;

    }

    else{

    int temp = S->info[S->top];

    S->info[S->top] = NULL;

    S->top–;

    }

    }

  • Insert First in Single Linked List
    void insertFirst(SingleLinkedList *L, infotype x){

    address p = Alokasi(x);

    if(isListEmpty(*L)) {

    first(*L) = p;

    }

    else {

    next(p) = first(*L);

    first(*L) = p;

    }

    }

    2.      T(n) = O(n)
    Disebut algoritma linear, dimana waktu eksekusinya sebanding dengan jumlah data, dan merupakan kondisi optimal dalam membuat algoritma.

  • Pascal :Begin
    For I := 1 to n do
    Begin
    A:=A+1;
    End;
    End.
    Maka T(n) = O(n) karena program dieksekusi sejumlah n kali.
  • Mencari data di array
    Contoh:
    for (int i = 0; i < array_size; ++i) {
    if (arr[i] == data_yang_dicari)
    return true;
    }
    return false;
  • Delete last pada single linked list (tanpa tail)Contoh:
    element *it = list->first;
    if (it == 0) return;
    if (it->next == 0) deleteFirst(list), return;
    while (it && it->next && it->next->next)
    it = it->next;
    it->next = null;
  • Counting Sort (Vladimirov, 2013)

    Intcounting_sort(int a[], int a_len, int maxVal)

    {

    int i, j, outPos = 0;

    memset(bucket, 0, sizeof(int) * bucket_len);

    /* one loop bucket processing */

    for (i = 0; i < a_len; i++)

    {

    bucket[a[i]]++; /* simple work with buckets */

    }

    for (i=0; i < bucket_len; i++)

    {

    for (j = 0; j < bucket[i]; j++)

    {

    a[outPos++] = i;

    }

    }

    return0;

    }

  • Traversing Array (ggrenier, 2012)

    function traverse(array, coordinate, dimension);

    for(var i = 0 ; i < array.length ; i++){

    // assuming coordinate is immutable. Append the current iteration’s index.

    currentCoordinate = coordinate.add(i);

    if(dimension == 1){

    doSomething(currentCoordinate, array[i]);

    }else{

    traverse(array[i], currentCoordinate, dimension(array[i]));

    }

    }

    }

    3.      T(n) = O(n^2)
    Disebut algoritma kuadratik, karena waktu eksekusi program akan sebanding dengan jumlah kuadrat jumlah data. Biasanya timbul karena adanya nested loop atau loop bersarang pada suatu program.

  • Pascal :
    Begin
    For I := 1 to n do
    Begin
    For J:=1 to n do
    Begin
    A:=A+1;
    End;
    End;
    End.
    Loop dalam di eksekusi n kali. Loop luar di eksekusi n kali. Oleh karena itu T(n) = O(n2) dan program di eksekusi n x n atau n2.
  • Selection sort
    for (int i = 0; i < array_size – 1; ++i) {
    int idx_min = i;
    for (int j = i + 1; j < array_size; ++j) {
    if (a[j] < idx_min])
    idx_min = j;
    }
    swap(a[i], a[idx_min]);
    }
  • Bubble sortfor (int i = 0; i < array_size; ++i) {
    for (int j = 1; j < array_size; ++j) {
    if (arr[j – 1] > arr[j])
    swap[arr[j – 1], arr[j]);
    }
    }
  • Multiply function (Albert, 2013)
    defkali(a, b):
    res =0
    for i inrange(a):
    for j inrange(b):
    res +=1
    return res
  • Cocktail Sort (Anon., 2008)
    #include <stdio.h>#define try_swap { if (a[i] < a[i – 1])\
    { t = a[i]; a[i] = a[i – 1]; a[i – 1] = t; t = 0;} }

    void cocktailsort(int*a,size_t len)
    {
    size_t i;
    int t =0;
    while(!t){
    for(i =1, t =1; i < len; i++) try_swap;
    if(t)break;
    for(i = len -1, t =1; i; i–) try_swap;
    }
    }

    int main()
    {
    int x[]={5,-1,101,-4,0,1,8,6,2,3};
    size_t i, len =sizeof(x)/sizeof(x[0]);

    cocktailsort(x, len);
    for(i =0; i < len; i++)
    printf(“%d\n”, x[i]);
    return0;
    }

  • Comb Sort (Anon., 2010)
    function combsort(array input)
    gap := input.size//initialize gap size
    loop until gap = 1 and swaps = 0
    //update the gap value for a next comb. Below is an example
    gap := int(gap / 1.25)
    if gap < 1
    //minimum gap is 1
    gap := 1
    end if
    i := 0
    swaps := 0 //see Bubble Sort for an explanation
    //a single “comb” over the input list
    loop until i + gap >= input.size//see Shell sort for similar idea
    if input[i] > input[i+gap]
    swap(input[i], input[i+gap])
    swaps := 1 // Flag a swap has occurred, so the
    // list is not guaranteed sorted
    end if
    i := i + 1
    end loop
    end loop
    end function

    4.      T(n) = O(log n)
    Disebut algoritma logaritmik, karena waktu eksekusi sebanding dengan logaritma dari jumlah data. Biasanya algoritma ini digunakan untuk memecahkan masalah besar menjadi masalah yang lebih kecil.

  • Algoritma Binary Search
  • bs algo5.      T(n) = O(n log n)
    Disebut algoritma linearitmik, karena merupakan gabungan dari linear dan logaritmik, biasanya digunakan untuk memecahkan masalah yang besar menjadi masalah yang lebih kecil dan diselesaikan secara terpisah, lalu kemudian hasilnya digabungkan.
    Contoh : algoritma Quick Sort.

    6.      T(n) = O(n^3)
    Merupakan algoritma yang buruk dan sebisa mungkin dihindari, biasanya algoritma ini dihasilkan dari 3 buah nested loop atau 3 buah loop bersarang.

  • Pascal :
    Begin
    For I := 1 to n do
    Begin
    For J:=1 to n do
    Begin
    For K:= 1 to n do
    Begin
    A:=A+1;
    End;
    End;
    End;
    End.
    Loop terdalam di eksekusi n kali. Loop tengah di eksekusi n kali. Loop luar di eksekusi n kali. Oleh karena itu T(n) = O(n3) dan program di eksekusi n x n x n atau n3.
    1. Three-nested loops (Wojtkowiak, 2012)
      for (int i=0; i< n; i++) {

    for (int j=0; j< n; j++) {

    for (int k=0; k< n; k++) {

    do_something(i, j, k);

    }

    }

    }

  • Triples Function (Cynthia, 2014)
    def triples(A):result = -1

    for i in0, 1, …, n-1:

    for j in i+1, i+2, …, n-1:

    for k in j+1, …, n-1:

    if A[i] = A[j] and A[j] = A[k]:

    result = i

    break all

    return result

  • (Ganalopsky, 2011)
    s = 0for x in seq: for y in seq: s += x*y for z in seq: for w in seq: s += x-w
  • (Anon., 2013)
    #include <iostream>int main(int argc, const char * argv[])

    {

    int n = 9;

    int index_I = 0;

    int index_J = 0;

    int index_K = 0;

    for (int i = 1; i < n; i++) {

    for (int j = i+1; j <= n; j++) {

    for (int k = i; k <= j; k++) {

    index_K++;

    }

    index_J++;

    }

    index_I++;

    }

    std::cout << index_I << std::endl;

    std::cout << index_J << std::endl;

    std::cout << index_K << std::endl;

    return 0;

    }

  • Volume
    defvolume(a, b, c):res =0

    for i inrange(a):

    for j inrange(b):

    for kinrange (c):

    res +=1

    return res

    7. n!(Faktorial)

  • Recursive Factorial(Heuberger, 2010)
    void nFac(int n){for(int i=0; i<n; i++){ nFac(n-1);}}
  • Finding Determinant (Hunter, 2010)
    # include <cppad/cppad.hpp># include <cppad/speed/det_by_minor.hpp>

    bool det_by_minor()

    { bool ok = true;

    // dimension of the matrix

    size_t n = 3;

    // construct the determinat object

    CppAD::det_by_minor<double>Det(n);

    double a[] = {

    1., 2., 3., // a[0] a[1] a[2]

    3., 2., 1., // a[3] a[4] a[5]

    2., 1., 2.// a[6] a[7] a[8]

    };

    CPPAD_TEST_VECTOR<double> A(9);

    size_t i;

    for(i = 0; i <9; i++)

    A[i] = a[i];

    // evaluate the determinant

    double det = Det(A);

    double check;

    check = a[0]*(a[4]*a[8] – a[5]*a[7])

    – a[1]*(a[3]*a[8] – a[5]*a[6])

    + a[2]*(a[3]*a[7] – a[4]*a[6]);

    ok = det == check;

    return ok;

    }
    8. 2(n) Eksponensial

Tugas Jaringan Komputer II

Nama    : Firdausy Angga Permana

NIM       : 1103130033

Kelas     : IF-37-02

Tugas    : ke- 2 Jaringan Komputer

 

Di dalam dunia jaringan atau telekomunikasi suatu paket/data seperti berupa karakter atau teks tidak dapat langsung  ditransmisikan langsung, maka dari itu data tersebut harus terlebih dahulu diubah kedalam bentuk biner. Maka harus dilakukan teknik Pengkodean(Encoding).

  1. Non-Return to Zero (NRZ) Terbagi menjadi 2 yaitu:
  • Non-Return to Zero Level (NRZ-L)

Adalah suatu teknik pengkodean yang menggunakan angka biner 1 sebagai penanda bahwa tegangan positif dan 0 untuk tegangan negatif

  • Non-Return to Zero Inverted(NRZ-I)

Adalah suatu teknik pengkodean yang menggunakan angka biner 1 sebagai penanda bahwa terjadi suatu transisi pada awal suatu bit dan 0 jika tidak terjadi suatu transisi

sebagai contoh: Diferensial Encoding(Penyandian Encoding )

Kelebihan NRZ : Efisien dalam penggunaan bandwith

Kekurangan NRZ: Kurang dalam hal sinkronisasinrz

2.Biphase Terbagi menjadi 2 yaitu Manchester Encoding & Differential Manchester Encoding:

  • Manchester Encoding

Manchester Encoding atau yang bisa disebut juga Phase Encoding (PE) adalah suatu teknik pengkodean yang mempunyai karakteristik yaitu ketika bit 0 maka setengah periode bit pertamanya yaitu low dan periode setelahnya adalah High. Sedangakan ketika bit 1 setengah periode pertamanya yaitu High dan periode setelahnya adalah Low. Manchester Encoding bertugas untuk mengurangi Error secara keseluruhan pada saat transmisi untuk menjaga integritas data.

  • Differential Manchester Encoding

Adalah salah satu teknik pengkodean data yang menggabungkan data dan clock signal untuk membentuk sinkronisasi aliran data.

Kelebihan Biphase : Adanya sinkronisasi pada saat pertengahan transisi bit

Kelemahan Biphase : Perlu minimal 1 kali transisi pada setiap bit, perlu bandwith yang lebih besar dibanding NRZ

manchester

  • Cyclic redundancy check (CRC)

Adalah pengkodean untuk mendeteksi error yang biasa digunakan pada jaringan digital dan penyimpanan data yang bertugas untuk mengecek kesalahan pada suatu data yang akan ditransmisikan ataupun disimpan.

Kelebihan CRC : Cocok dalam pengiriman data yang membutuhkan kecepatan tinggi

Kekurangan CRC : Sulit dalam menganalisis dan dalam hal perhitungan

Referensi:

http://awaltekhnology.blogspot.com/2014/01/cara-kerjakelebihan-dan-kekurangan.html

https://en.wikipedia.org

http://achernarblue.blogspot.com/2010/12/pengkodean-sinyal-digital.html

http://m4teri.blogspot.com/2012/12/deteksi-dan-koreksi-kesalahan.html

Tugas Jaringan Komputer

Nama    : Firdausy Angga Permana

NIM       : 1103130033

Kelas     : IF-37-02

Tugas    : ke- 1 Jaringan Komputer

  • Delay
    1. Packetization Delay ( πn ) atau bisa disebut juga Transmission/Accumulation Delay waktu yang dibutuhkan dalam proses packeting ke dalam payload(dapat dikatakan sebagai tubuh dari sekumpulan data)
    2. Transmission Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim bit data. Transmission delay ditentukan oleh bandwith yang tersedia dan besarnya data. Waktu Transmisi =  Besar Data / Bandwith
    3. Queuing Delay adalah delay disebabkan oleh waktu antri paket sampai dilayani. Queuing Delay juga disebabkan oleh perangkat jaringan seperti switch.
    4. Processing Delay adalah delay yang disebabkan oleh proses coding, Kompresi, dekompresi dan decoding. Processing delay adalah waktu yang dibutuhkan router dalam memproses sebuah Payload Propagation Delay adalah waktu yang dibutuhkan gelombang sinyal untuk merambat. Propagation Delay disebabkan oleh Jarak antar pengirim dan penerima dan kecepatan sinyal. Waktu Propagasi = Jarak / Kecepatan Sinyal
  • OSI Layers
  1. Application Layer adalah layer yang menyediakan layanan interface untuk program aplikasi dalam memastikan dan memungkinkan komunikasi yang efektif dengan aplikasi lain. Application layer berfungsi untuk pertukaran data antara program yang berjalan pada source ke host destination.
  2. Presentation Layer bisa dikatakan sebagai penerjemah dari sebuah jaringan. Kenapa bisa dikatakan seperti itu? Karena Presentation Layer bertugas untuk menyajikan data kepada Application Layer, data tersebut ditransmisikan oleh aplikasi ke bentuk format yang dapat ditransmisikan jaringan. Presentation Layer secara garis besar berfungsi untuk memungkinkan dua buah node yang berbeda presentasinya untuk berkomunikasi.
  3. Session Layer adalah sebuah layer yang bertugas untuk me-manage token, pengendalian dialog dan sinkronisasi. Dalam me-manage token layer ini memastikan bahwa antar node tidak melakukan operasi pada saat yang sama. Dalam Pengendalian Dialog layer ini bertugas untuk mengatur lalu lintas bergerak satu atau dua arah. Dalam sinkronisasi layer ini bertugas untuk memberi tanda dalam melakukan suatu transaksi, jika sedang melakukan transaksi dan terdapat sebuah crash di dalamnya maka session layer akan menandainya sehingga transaksi tidak perlu diulang dari awal lagi.
  4. Transport Layer berfungsi untuk menyediakan layanan protokol yang terletak di atasnya, layanan tersebut antara lain Flow control yaitu menjamin suatu perangkat yang mentransmisikan data tidak melebihi kapasitas yang dapat diterima oleh perangkat yang menerimanya. Layanan lainnya yaitu Packet Sequencing yaitu berfungsi untuk mengubah data yang dikirim menjadi segmen-segmen data. Penanganan Kesalahan berfungsi untuk menjamin data sampai dengan benar dan jika terjadi kesalahan maka data tersebut akan dikembalikan lagi. Multiplexing adalah layanan yang berfungsi untuk menggabungkan data dari berbeda sumber dan mengirimnya melalui satu jalur. Pembuatan Sirkuit Virtual, layanan ini berfungsi untuk membuat session koneksi untuk berkomunikasi antara dua node.
  5. Network Layer adalah Layer yang mempunyai tiga fungsi utama, yaitu Path Determination, untuk menentukan rute yang ditempuh dari source (sumber) ke destination (tujuan). Switching, memindahkan paket dari router input ke router output. Call Setup, sebagai syarat untuk mengalirkan suatu paket/data.
  6. Data Link Layer adalah layer yang menyediakan layanan untuk network layer. Layer ini mempunyai dua sub layer, yaitu Logical Link Control (LLC), untuk memeriksa kesalahan dan menangani transmisi layer. Medium Access Control (MAC), adalah metode untuk transmisi sinyal yang terdapat dalam node yang terhubung ke jaringan tanpa terjadi konflik.
  7. Physical Layer adalah Layer yang berhubungan dengan hubungan fisik. Layer ini berfungsi untuk penyediaan layanan elektrik dalam mengkoneksikan antar perangkat seperti hub, repeater, network card dan lain sebagainya

Sumber:

http://dwifebriantoadmojo.blogspot.com

http://Wikipedia.com

https://jaringankomputerawal.wordpress.com

http://www.dosenpendidikan.com

Kesan Pesan Selama Geladi di BPJS Kesehatan

Kesan pesan selama geladi di BPJS Kesehatan yaitu, Saya merasa cukup mendapat pengalaman dalam dunia kerja. Dari segi suasana dan lainnya. Saya mengetahui atmosfer dalam dunia kerja secara umum, yaitu bersosialisasi dengan sesama pegawai, bekerja sama, menghormati atasan, sigap dalam melakukan pekerjaan, siap jika diberi tugas apapun dan lain sebagainya. Tapi ada satu hal yang menurut saya harus dibenahi oleh sistem geladi ini. Mahasiswa seharusnya ditempatkan di dalam departemen yang sesuai dengan jurusannya. Sehingga pelajaran yang telah didapat selama kuliah dapat teraplikasikan dengan baik dan efektif.

Laporan Geladi